Feminisme adalah suatu gerakan yang bertujuan memperjuangkan perempuan untuk mendapatkan hak-haknya. Ada empat paham besar yang populer dalam gerakan perempuan, yaitu feminisme liberal, feminsme marxis, feminisme radikal dan feminisme sosialis. Feminisme Liberal adalah paham yang tumbuh dari kecenderungan yang dikembangkan oleh paradigma fungsionalis. Sedangkan feminisme marxis, feminisme radikal, dan feminisme sosialis, tumbuh dan berkembang dengan kecenderungan paradigma konflik. Perbedaan tersebut membawa implikasi tajam dalam penerapanya. Feminisme Liberal cenderung mengambil sikap datar dalam gerakanya sedang yang lain cenderung konfrontatif dan menyerang budaya.
Berdasarkan buku Analisis Gender dan Transformasi sosial, Mansour Faqih menjelaskan bahwa Feminisme Liberal dalam asumsinya berpadangan bahwa kebebasan(freedom) dan kesamaan(equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia publik dan domestik. Sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan dan hak yang sama sebagai anggota masyrakat termasuk perempuan. Perempuan adalah makhluk rasional juga. Ketika menyoal ketertinggalan perempuan feminsme libera menganggap itu adalah kesalahn perempuan sendiri. Sehingga jalan keluar yang diambil oleh paham ini adalah menyiapkan perempuan agar bisa bersaing dalam suatu dunia yang penuh persaingan bebas.
Feminisme Radikal. Sebagaimana yang disebutkan di atas bahwa kecenderungan paham ini berparadigma konflik. Feminisme Radikal pada sejarahnya justru muncul sebagai reaksi atas kultur sexism atau diskriminasi sosial berdasarkan jenis kelamin. Faham ini pnting untuk melawan kekerasan seksual dan pornografi. Kelompok ini tidak melihat adanya perbedaan antara tujuan personal dan politik, dalam melakukan analisis tentang penyebab penindasan terhadap kaum perempuan oleh laiki-laki, merek menganggapnya berakar pada jenis kelamin laki-laki itu sendiri beserta ideologi patriarkhinya. Penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki, sperti hubungan seksual adalah bentuk penindasan pada perempuan. Relasinya lebih dilihat sebagai relasi individu antara laki-laki dan perempuan. Sehingga jalan keluar yang ditawarkan oleh kelompok ini adalah, perempuan harus memisahkan hubungan dengan laki dalam bentuk apapaun terutama hubungan seksual untuk menghindari kekuasaan laki-laki terhadap perempuan.
Feminisme Marxis. Kelompok ini mendasarkan gerakanya pada dalil-dalil yang di kembangkan teori marxisme. Bagi mereka penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam hubungan produksi. Persoalan perempuan lalu diletakkan dalam kerangka kritik atas kapitalisme. Penindasan laki-laki terhadap perempuan dilihat serupa dengan penindasan kaum borjuis terhadap proletar. Bagi paham ini, penindasan perempuan merupakan kelanjutan dari sistem eksplotatif yang bersifat struktural. Mereka melihat pokok persoalanya da pada sistem kapitalisme. Jalan keluar yang dirtawarkan oleh kelompok ini adalah, perlu perubaha struktura dan pemisahan hubungan dengan sistem kapitalisme internasional.
Feminsime Sosialis, adalah aliran yang merupakan sintesis antara metode materialis Marx dan engels dengan gagasan personal is political dari kaum femins radikal. Bagi feminisme sosialis penindasan perempuan terjadi di kelas manapun, bahkan revolusi sosial ternyata tidak serta merta menaikkan posisi perempuan. Atas dasar itu mereka menolak visi Marxis klasik yang meletakkan eksploitasi ekonomi sebagai dasr penindasan gender. Sebaliknya feminisme tanpa kesadaran kelas juga menimbulkan masalah. Oleh karena itu analisis patriarkhi perlu dikawinkan dengan analisis kelas. Dengan demikian kritik terhadap eksploitasi kelas dari sistem kapitalisme harus dilakukan pada saat yang sama dengan disertai kritik ketidakadilan gender yang mengakibatkan dominasi, subordinasi dan marginalisasi atas kaum perempuan. (Mansour Faqih, 1997, ringkasan bebas hal: 80 – 90)
Berdasarkan buku Analisis Gender dan Transformasi sosial, Mansour Faqih menjelaskan bahwa Feminisme Liberal dalam asumsinya berpadangan bahwa kebebasan(freedom) dan kesamaan(equality) berakar pada rasionalitas dan pemisahan antara dunia publik dan domestik. Sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan dan hak yang sama sebagai anggota masyrakat termasuk perempuan. Perempuan adalah makhluk rasional juga. Ketika menyoal ketertinggalan perempuan feminsme libera menganggap itu adalah kesalahn perempuan sendiri. Sehingga jalan keluar yang diambil oleh paham ini adalah menyiapkan perempuan agar bisa bersaing dalam suatu dunia yang penuh persaingan bebas.
Feminisme Radikal. Sebagaimana yang disebutkan di atas bahwa kecenderungan paham ini berparadigma konflik. Feminisme Radikal pada sejarahnya justru muncul sebagai reaksi atas kultur sexism atau diskriminasi sosial berdasarkan jenis kelamin. Faham ini pnting untuk melawan kekerasan seksual dan pornografi. Kelompok ini tidak melihat adanya perbedaan antara tujuan personal dan politik, dalam melakukan analisis tentang penyebab penindasan terhadap kaum perempuan oleh laiki-laki, merek menganggapnya berakar pada jenis kelamin laki-laki itu sendiri beserta ideologi patriarkhinya. Penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki, sperti hubungan seksual adalah bentuk penindasan pada perempuan. Relasinya lebih dilihat sebagai relasi individu antara laki-laki dan perempuan. Sehingga jalan keluar yang ditawarkan oleh kelompok ini adalah, perempuan harus memisahkan hubungan dengan laki dalam bentuk apapaun terutama hubungan seksual untuk menghindari kekuasaan laki-laki terhadap perempuan.
Feminisme Marxis. Kelompok ini mendasarkan gerakanya pada dalil-dalil yang di kembangkan teori marxisme. Bagi mereka penindasan perempuan adalah bagian dari penindasan kelas dalam hubungan produksi. Persoalan perempuan lalu diletakkan dalam kerangka kritik atas kapitalisme. Penindasan laki-laki terhadap perempuan dilihat serupa dengan penindasan kaum borjuis terhadap proletar. Bagi paham ini, penindasan perempuan merupakan kelanjutan dari sistem eksplotatif yang bersifat struktural. Mereka melihat pokok persoalanya da pada sistem kapitalisme. Jalan keluar yang dirtawarkan oleh kelompok ini adalah, perlu perubaha struktura dan pemisahan hubungan dengan sistem kapitalisme internasional.
Feminsime Sosialis, adalah aliran yang merupakan sintesis antara metode materialis Marx dan engels dengan gagasan personal is political dari kaum femins radikal. Bagi feminisme sosialis penindasan perempuan terjadi di kelas manapun, bahkan revolusi sosial ternyata tidak serta merta menaikkan posisi perempuan. Atas dasar itu mereka menolak visi Marxis klasik yang meletakkan eksploitasi ekonomi sebagai dasr penindasan gender. Sebaliknya feminisme tanpa kesadaran kelas juga menimbulkan masalah. Oleh karena itu analisis patriarkhi perlu dikawinkan dengan analisis kelas. Dengan demikian kritik terhadap eksploitasi kelas dari sistem kapitalisme harus dilakukan pada saat yang sama dengan disertai kritik ketidakadilan gender yang mengakibatkan dominasi, subordinasi dan marginalisasi atas kaum perempuan. (Mansour Faqih, 1997, ringkasan bebas hal: 80 – 90)
Rating: 5
Reviewer: 1020 ulasan
Item Reviewed: Gerakan Feminisme dan Beberapa Paham Feminisme | Untuk Makalah